Belajar Bahasa Jerman dengan Caraku Sendiri
Belajar Bahasa Jerman dengan Caraku Sendiri
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kadang aku suka mikir, perjalanan belajarku bahasa Jerman ini tuh panjang banget dan penuh naik turun. Tapi setiap kali aku lihat ke belakang, aku cuma bisa bilang satu hal: Alhamdulillah, aku udah sejauh ini.
Aku sampai di Jerman dengan bahasa yang dulu kupelajari sendiri buat ujian A1. Tapi waktu aku nyampe sini, semuanya kayak hilang. Aku lupa banyak hal yang dulu aku hafalin.
Waktu itu rasanya kayak mulai dari nol lagi. Tapi aku gak menyerah. Aku mulai belajar otodidak, baca ulang semua catatan, nonton video, dengar podcast, buka kamus setiap hari.
Aku gak ikut les atau kursus apa pun — semuanya aku pelajari sendiri, pelan-pelan, dengan sabar.
Dan ternyata, usaha itu gak sia-sia.
Sekarang aku mulai paham pola kalimat, ngerti struktur yang dulu bikin aku bingung banget.
Aku udah bisa nyusun kalimat pendek-pendek dalam percakapan sehari-hari, dan kadang kalau dengar orang Jerman ngomong, aku mulai ngerti maksud mereka walaupun belum semuanya.
Yang paling bikin aku semangat itu YouTube-ku.
Dari yang dulu cuma beberapa subscriber aja, sekarang udah hampir 950 subscriber!
Aku masih gak nyangka, orang-orang ternyata mau nonton dan belajar bareng aku.
Aku paling seneng banget kalau ada yang komen,
> “Kak, penjelasannya membantu banget. Aku jadi makin semangat belajar bahasa Jerman.”
Setiap baca itu, rasanya hangat banget di hati. Karena jujur aja, aku masih belajar juga. Aku bukan guru. Aku cuma orang yang mau berbagi perjalanan dan catatanku selama belajar. Tapi ternyata, hal kecil itu bisa bermanfaat buat orang lain.
Sekarang aku juga mulai berani jalan sendiri tanpa suami.
Dulu, waktu baru datang, aku bahkan takut banget ngomong sama orang Jerman.
Tapi sekarang, aku bisa pergi ke kota lain naik kereta sendiri.
Kalau belanja ke toko Asia, aku udah bisa ngomong langsung —
minta harga, bilang mau bayar, atau sekadar ngobrol kecil sama kasir.
Mungkin masih terbata-bata, tapi itu kemajuan besar buatku.
Hal kecil kayak gini bikin aku sadar bahwa belajar bahasa tuh bukan tentang seberapa cepat kamu bisa, tapi seberapa sabar kamu mau bertahan.
Bahasa Jerman emang gak mudah, tapi juga gak sesulit itu kalau kita niat dan konsisten.
Setiap hari aku afirmasi positif:
> “Bahasa Jerman itu mudah bagiku. Aku terus berkembang setiap hari.”
Sekarang aku mulai bisa nonton YouTube tanpa subtitle bahasa Indonesia atau Inggris.
Aku tetap nyalain subtitle Jerman supaya bisa nyamain pengucapan dan ejaan, tapi udah lumayan ngerti konteksnya. Dan itu rasanya luar biasa banget — bisa ngerti percakapan orang Jerman tanpa harus panik buka kamus.
Aku tahu jalanku masih panjang.
Masih banyak grammar yang harus aku pahami, masih banyak vocab yang harus aku hafal, dan masih banyak keberanian yang harus aku kumpulkan biar bisa ngobrol lancar sama orang Jerman langsung.
Tapi aku yakin, setiap hari yang aku isi dengan niat dan usaha kecil itu pasti akan membuahkan hasil besar.
Doaku sederhana:
Semoga tahun depan aku bisa speaking dengan lancar, bisa bikin kalimat tanpa salah, dan bisa ambil sertifikat bahasa yang lebih tinggi untuk kerja dan pendidikan di sini.
Yang paling penting, semoga aku tetap rendah hati dalam belajar dan gak pernah berhenti bersyukur atas setiap kemajuan kecil yang Allah kasih.
Karena pada akhirnya, belajar bahasa ini bukan cuma tentang komunikasi —
tapi juga tentang melatih kesabaran, konsistensi, dan keikhlasan untuk terus tumbuh.
Komentar
Posting Komentar